SLEMAN (wartakonstruksi.com) – Entah apa yang ada di pikiran perencana penataan Taman Denggung. Di sudut taman sedang berlangsung pekerjaan penataan berupa pembangunan fasilitas untuk menampung pemilik usaha kuliner. Anehnya, pada fasilitas itu tidak ada sarana pendukung berupa toilet, apalagi mushola.
Perencanaan seperti itu terbilang aneh dan sangat ngawur. Bagaimana tidak, nantinya proyek milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman yang digarap dengan dana APBD Rp 734,5 juta itu akan bisa menampung 25 – 70 pedagang. Dengan jumlah pedagang sebanyak itu, bisa dibayangkan bagaimana kondisi fasilitas bila tidak dilengkapi sarana pendukung.
Mijo, salah satu pekerja dari pelaksana proyek CV Banturejo mengatakan, bangunan yang tengah digarap dan direncanakan selesai Agustus mendatang itu, disiapkan untuk kuliner dan angkringan agar kawasan itu tidak kumuh. “Tadinya kan kumuh hanya pakai tenda-tenda,”jelas Mijo, Rabu (26/6/2019).
Lokasi bangunan didirikan persis di utara lapangan Denggung, nyaris berdekatan dengan Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Berukuran 23 x 16,6 meter, bangunan sengaja didesain terbuka dan tanpa sekat, dilengkapi fasilitas wastafel atau bak cucian, pipa pembuangan air kotor, tampungan air dan sumur bor. Sekali lagi sayangnya tanpa adanya toilet.
Dijelaskan Mijo, material bangunan didominasi besi, terdiri dari pipa besi hitam 4” tebal 4,5 mm, pipa besi 4” tebal 4,5 mm, besi hollow 5 x 10 ketebalan 1,7 mm serta atap spandek pasir. Ketinggian maksimal bangunan sekitar 6 meter.
Sukarbudiono (54), salah satu warga mengaku senang kawasan itu ditata dengan dibangun lokasi khusus untuk kuliner. Namun demikian, ia tidak habis pikir bila fasilitas itu tidak dilengkapi toilet. “Nanti pedagang atau pun pembeli yang datang ke situ akan kerepotan kalau mau ke kamar kecil. Saya tidak tahu kenapa tempat yang bisa menampung banyak pedagang tapi tidak dilengkapi toilet,” akunya heran.
Penulis | : Eko Purwono |
Editor | : Sodik |