KULON PROGO (wartakonstruksi.com) – Kondisi bangunan bekas Pasar Burung Gawok yang berada di belakang terminal Wates sungguh memprihatinkan. Hampir empat tahun sejak ditinggalkan pedagang, kondisinya makin terbengkalai.
Rencana pemerintah memanfaatkan eks Pasar Burung Gawok untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) juga tak kunjung direalisasikan. Kondisi ini tentu saja memantik keprihatinan sejumlah pihak.
Baca juga
Pantauan jurnalis wartakonstruksi.com di lokasi, kawasan bekas Pasar Burung Gawok hingga kini masih ditutupi pagar seng. Pagar seng pun banyak dicoret-coret vandalisme. Beberapa titik pagar seng juga berlubang.
Dari atas pagar atau pun dari lubang pada pagar seng terlihat kondisi di dalam Pasar Burung Gawok yang banyak ditumbuhi rumput dan tanaman liar dan sampah kayu berserakan di lantai LOS.
Terlihat bangunan Los dan kios pada dasarnya terlihat masih kokoh. Tulisan kode Los juga masih terlihat jelas yakni L.IB dan L.IA.
Kerusakan hanya terlihat pada sebagian lantai LOS, dan tampak beberapa bagian atap yang nampak lapuk dan rusak karena faktor cuaca.
Pebecak di depan eks Pasar Burung Gawok atau di belakang terminal Wates, Sugiman warga Kriyanan, Wates, Kulon Progo mengeluhkan mangkraknya kawasan eks Pasar Burung Gawok ini.
Suasana di sekitaran lokasi yang dulunya ramai, kini menjadi sepi. Ia pun kadang tidak mendapat penumpang sama sekali.
Ia menyesalkan kenapa pemerintah terburu-buru memindahkan para pedagang di kawasan eks Pasar Burung Gawok termasuk pedagang kulinernya, jika kemudian setelah kosong juga tidak segera dibangun.
"Dulu kan selain pasar burung juga ada yang jual nasi rames, sate, mie ayam, soto, es, bakmi dan banyak lah, terus disuruh pindah semua. Terus sudah pindah semua, sini kosong, sebagian ada yang ikut ke Pasar Hewan baru di Pengasih, ada yang nyari tempat lain, ada yang di Beji,” katanya.
“Di sana juga sepi tidak seperti di sini yang startegis tempatnya. Lah kalau sudah kosong beberapa tahun ini kok terus tidak dibangun-bangun, kan sayang, kalau belum mau dibangun kenapa dulu tidak dibiarkan saja yang kuliner masih boleh jualan di sini saja, karena ramai kalau di sini. Ada sopir-sopir bus, terus jalur ramai juga. Kan sayang, kecewa lah sudah pindah, disini cuma jadi kayak gini," tambahnya lirih.
Penulis | : WK 003 |
Editor | : Wk 001 |