PROSES verifikasi menjadi salah satu kunci keberhasilan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Proses ini menjadi penentu apakah bantuan yang disalurkan pemerintah itu tepat sasaran atau tidak. Tugas berat inilah yang diemban Iksan Hartana, ST.
Dipercaya sebagai Koordinator Fasilitator tingkat kabupaten, Ikhsan harus memastikan seluruh penerima bantuan program adalah warga yang memang layak menerimanya. Karenanya Ikhsan harus memastikan Tim Fasilitator Lapangan (TFL) yang dikoordinirnya bekerja dengan baik.
Baca juga
Hal itu dilakukan agar hasil verifikasi dari tim sesuai dengan yang ditentukan baik dari segi bangunannya, status warga sebagai Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), lalu segi keswadayaannya.
Tahapan ini mendapat atensi serius karena sangat rentan. Di lapangan ternyata cukup banyak titipan-titipan. Namun setelah diverifikasi secara seksama, satu persatu calon penerima bantuan yang merupakan titipan itu lepas.
“Jadi memang awalnya kita dsampingi verifikasi di lapangan sesuai gak verifikasinya, dari segi bangunannya, kemudian MBR-nya masuk atau tidak, dan keswadayaannya. Banyak yang ketika verifikasi lepas karena ada titipan-titipan,” ucap Ikhsan.
Lebih jauh, Iksan menjelaskan bahwa kunci dari program BSPS ini ada di tahap verifikasi, kemudian keterlibatan masyarakat. Keterlibatan di sini terlihat jelas saat pemilihan toko bahan bangunan yang akan digunakan untuk proyek.
“Keterlibatan masyarakat itu apa? ketika di pemilihan toko itu sangat riskan sekali karena ditumpangi pihak-pihak tertentu. Itu yang kita kawal betul,” sambungnya.
Dia sadar betul proses verifikasi tidak mudah dilakukan. Karenanya guna memastikan seluruh proses berjalan baik, dilakukan koordinasi secara rutin baik dengan TFL maupun tim desa. Tujuannya tentu saja selain untuk mempermudah kinerja TFL, juga agar progres program yang tengah berjalan tidak jauh dari Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL).
Disinggung soal suka duka menjadi Korfas, Ikhsan mengaku lebih banyak sukanya. Alasannya, karena saat menjadi Korfas ia langsung bisa berinteraksi dengan masyarakat memberikan pemahaman tentang rumah yang sehat, yang layak huni, yang memenuhi aspek keselataman dan kelayakan bangunan.
“Nah hal-hal itu yang selama ini sering abaikan. Jadi mereka hanya rumah yang besar saja karena memang keluarganya besar, jadi kurang memperhatikan aspek kesehatan, keselamatan dan kelayakannya. Saya senang karena bisa menyampaikan langsung kepada beliau-beliau itu,” paparnya.
Lebih jauh dikatakan Iksan, dipercaya sebagai Korfas merupakan amanah yang besar yang harus dijalankan dengan baik. Dia pun menikmati tugasnya ini karena memang punya bekal ilmu yang bisa dibagikan kepada masyarakat.
“Saya punya ilmu dan harus saya abdikan kepada masyarakat. Itu yang harus benar-benar kita dorong ke masyarakat, bagaimana memiliki rumah yang sehat, keselamatannya terpenuhi dan kelayakannnya juga terpenuhi,” pungkasnya.
Penulis | : O-Kz |
Editor | : Dodi Pranata |