YOGYAKARTA (wartakonstruksi.com) - Tren lelang ndlosor masih terus berlanjut, tak terkecuali pada proyek pembanguna air baku Sistem Kesugihan di Cilacap Jawa Tengah. Penawar lelang royek yang masuk tahap 3 ini kembali ndlosor, seperti yang terjadi pada lelang tahap sebelumnya.
Hasil penelusuran media ini, lelang paket proyek dengan kode 22529406 tercatat ditawar 16 penyedia jasa. Sayangnya nilai penawaran yang diajukan untuk proyek yang sumber dananya dari APBN itu ternyata ndlosor hingga 27 persen dari pagu anggaran sebesar Rp 87,7 miliar.
Baca juga
Penawar terendah misalnya, PT. Dwi Ponggo Seto mengajukan penawaran sebesar Rp 63,8 miliar. Terendah kedua PT. Karya Dulur Sahora mengajukan penawaran sebesar Rp 65,8 miliar dan di urutan terendah ketiga PT. Putra Kencana mengajukan penawaran sebesar Rp 66,7 miliar.
Urutan 4 sampai 10 ditempati PT. Era Jaya Maju Join (Rp 67,7 miliar), PT. Rajawali Jaya Sakti Konstrindo (Rp 67,9 miliar), PT. Batu Alam Berkah (Rp 68 miliar), PT. Mari Bangun Nusantara (Rp 68,3 miliar), PT. Saburnaya (Rp 68,6 miliar), PT Karaga Indonesia Pratama (Rp 68,9 miliar), dan PT. Permata Maju Jaya (Rp 70,0 miliar).
Aktivis Aliansi Pengawas Konstruksi (APK) Baharuddin Kamba mengatakan, lelang ndlosor harus mendapat atensi serius dari banyak pihak tak terkecuali aparat penegak hukum (APH). Sebab tidak sedikit hasil pekerjaan lelang ndlosor yang bermasalah.
"Tentu harus diawasi semua pihak, jangan sampai proses lelang ini asal mendapatkan pemenang dengan penawar terendah tapi tidak peduli hasil pekerjaannya. APH harus ikut mengawal ini agar bisa berjalan dengan baik," katanya.
Lebih jauh Bahar berharap lelang tahap 3 tidak seperti lelang tahap sebelumnya yang harus diulang hingga dua kali. Lelang ulang selain merugikan dari sisi waktu juga berdampak terhadap pelaksanaan pekerjaan. Terbukti pada paket 2 ada pekerjaan yang dihilangkan karena waktu yang tersedia tidak cukup
Penulis | : O-Kz |
Editor | : Dodi Pranata |