SLEMAN (wartakonstruksi.com) - Pasar tradisional Condongcatur Sleman terkesan semrawut. Banyak pedagang yang membuka lapak di space pejalan kaki di area pasar. Tak sedikit pula pedagang yang membuka lapak hingga ke tepian jalan. Ironisnya, kondisi semrawut itu tetap dibiarkan tanpa ada penataan.
Pelanggan pasar bukan sekali dua kali mengeluhkan kondisi tersebut. Selain tidak tertata dalam kondisi tertentu mereka harus berdesak-desakan karena space yang semestinya untuk pejalan kaki kini sebagian ruasnya disulap menjadi lapak baru.
Baca juga
Sementara itu, pedagang yang membuka lapak di tepi jalan yang berada di luar pasar memantik kesemrawutan. Belum lagi di tepian jalan itu juga digunakan untuk parkir kendaraan sehingga menambah kesemrawutan pasar.
Jalan yang seharusnya bisa diakses kendaraan roda empat menjadi tidakbisa dilalui, sebab space jalan menyempit karena digunakan lapak dan tempat parkir roda dua.
Seorang pengunjung, Maryati mengatakan, dirinya merasa tidak nyaman saat belanja di Pasar Tradisional Condongcatur. Selain semrawut karena bagian luar menjadi pasar tumpah, juga kondisinya yang sedikit kumuh.
Kumuhnya pasar tersebut semakin terasa saat kemarin terjadi hujan. Beberapa bagian luar pasar menjadi becek dan muncul aroma tak sedap, diperparah dengan adanya proyek drainase yang tak kunjung selesai.
Anggota Forpi Sleman, Taufik B.Sc geram dengan kondisi itu. Anggota Forpi dari unsur LSM itu mempertanyakan kinerja pengelola pasar, terutama karena masih ada pasar tumpah.
“Pasar tumpah semestinya sudah tidak ada setelah adanya proyek penataan pasar beberapa waktu silam. Lapak yang ada di pasar sebelumnya sudah ada pendataan, tapi kenapa masih bermunculan di lorong pejalan kaki dan di tepi jalan di luar pasar,” tanyanya.
Taufik menilai bila aturan ditegakan dengan benar maka tidak akan bermunculan lapak baru yang bukan pada tempatnya. Dirinya justru mempertanyakan dibalik menjamurnya lapak baru apakah ada keterlibatan oknum pengelola pasar, karena mereka yang berjualan di tepi jalan juga dimintai retribusi. “Jangan sampai terjadi pungli di pasar tradisional,” tandasnya.
Selain itu, dirinya juga menyoroti tempat ibadah yang berada di dalam pasar, pasalnya tidak dilengkapi WC dan minimnya kran air yang tersedia. Menurutnya rumah ibadah harus bersih sehingga memberi rasanya nyaman dan aman bagi yang beribadah.
Penulis | : D-PS |
Editor | : Sodik |