SLEMAN (wartakonstruksi.com) - Warga yang dipastikan bakal terdampak rencana pembangunan jalan tol Trase Jogja – Solo, sebagian besar warga mendukung dan akan merelakan lahan yang dimilikinya guna kepentingan pembangunan jalan itu. Namun hingga kini belum diketahui perihal besaran nominal ganti untung guna pembebasan tanah.
Salah satu warga Padukuhan Pondok RT 03, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan bernama Supono (65) mengku belum tahu besaran ganti untung yang akan diterimanya.
Baca juga
"Saya punya tanah di selatan dusun, kalau saya setuju dengan rencana pembangunan tol itu, namun kok harganya belum ada informasi. Soal harga kok belum ada penawaran, karepe yo njaluk Rp 5 juta per meter persegi, tapi ya nanti lihat perkembangannya, kalau temannya setuju ya saya siap juga," kata Supono.
Menurut pengakuan, dirinya memiliki lahan berupa sawah bersertifikat seluas 600 meter persegi dan dipastikan bakal terdampak pembangunan jalan bebas hambatan tersebut. "Harapanya segera ada kejelasan soal besaran ganti untungnya," ujarnya.
Kepala Desa Selomartani, Nur Widayati menjelaskan sesuai desain konstruksi proyek nasional, maka tanah-tanah di wilayahnya akan terdampak pembebasan lahan. Dikatakanya, sebanyak 162 bidang pada 2 padukuhan yakni Pondok dan Senden 1 terimbas dari proyek nasional itu.
Sempat beredar isu bahwa tanah dihargai senilai Rp 60 ribu per meter persegi, namun hal itu ditepis oleh Kades Selomartani.
"Ganti untung itu kan tim appraisal yang menentukan, kemarin sempat beredar isu ada yang bilang Rp 60 ribu per meter persegi, saya sampaikan engak ada, orang yang mengatakan itu tidak benar dan saya berpesan jangan dijual saat ini. Terdapat 4 unit rumah berpenghuni dan 2 unit rumah kosong. Total luas tanah yang terdampak yaitu 72.123 meter persegi," ungkap Nur.
Menurutnya, meski tidak ada keberatan warga saat dilakukan sosialisasi, namun warga menghendaki
agar harganya benar-bener ganti untung. "Sedangkan rincian jumlah bidang di padukuhan Pondok sebanyak 105 dan 57 di Senden 1," kata dia.
Sedangkan kesiapan desa, kata dia, pihaknya berupaya untuk menyadarkan masyarakat bahwa proyek ini untuk kepentingan nasional.
"Kita minta ke negara juga, untuk memikirkan warga yang terdampak, termasuk yang di sekitar jalan tol, dan berharap agar akses-akses untuk masyarakat tidak tertutup, seperti jalan dan sungai agar tetap dapat dimanfaatkan," minta dia.
Penulis | : Eko Purwono |
Editor | : Sodik |