SLEMAN (wartakonstruksi.com) - Masyarakat yang tinggal di sekitar area tebing perlu meningkatkan kewaspadaan terlebih saat memasuki musim penghujan. Jumat (3/1/2020) lantaran tidak kuat menahan derasnya aliran air hujan, tebing di Padukuhan Jambeyan RT 03 RW 07 Desa Banyurejo, Tempel jebol sekira jam 23.15 WIB.
Tepat di sisi selatan bangunan roboh itu terdapat saluran irigasi Selokan Mataram dan hampir sebagian besar bongkahan-bongkahan material longsor mengarah ke bangunan peninggalan Belanda atau selokan Vanderwijk tersebut.
Baca juga
Jika kerusakan tidak segera ditangani dikawatirkan akan merembet lebih meluas ke bagian yang lain, lantaran di sisi talud terdapat fasilitas jalan umum yang merupakan akses utama yang kerap dilintasi sebanyak 32 warga penghuni wilayah itu. Terdapat pula hunian rumah penduduk yang hanya berjarak sekitar 5 meter dari titik kerusakan.
Diterangkan Kepala Seksi Pemerintahan Desa Banyurejo, Irwan Darmanta, kerusakan terjadi pada tebing sepanjang 11 meter. "Tebing yang longsor selebar 7 m terdapat keretakan 4 meter, setinggi 6m, penyebabnya dipicu karena hujan deras semalam, terjadi sekitar jam 23.15 WIB," terang Irwan kepada wartakonstruksi.com.
Langkah penanganan sementara dilakukan pihak desa bersama sejumlah warga dengan cara memasang kayu sebagai dinding pengaman agar tidak dilintasi warga.
"Sudah kami tinjau, sekaligus dilakukan pendataan di lokasi kejadian, nilai kerugian bangunan sekitar Rp 8 juta, dan sudah kita laporkan kepada pihak terkait, jika jalan tersebut benar-benar tertutup maka akan mengganggu akses jalan yang biasanya dimanfaatkan oleh 12 kepala keluarga," katanya.
Salah satu warga terdampak, bernama Paimo berharap segera ada penanganan dari pemerintah. "Kami mengharapkan segera ada penanganan untuk memperbaiki kerusakan itu, takutnya kerusakan akan merembet ke arah pemukiman warga, soalnya ini hujan kan masih sering terjadi," harapnya.
Penulis | : Eko Purwono |
Editor | : Sodik |