Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, meninjau rumput baru stadion Mandala Krida Baru di sela peresmian, Kamis pagi. Foto: Gonang Susatyo
“Pengelolaan profesional adalah kunci keberlangsungan stadion. Sejak berdiri ada 1976, stadion juga telah menyimpan memori kolektif atas sejumlah prestasi melalui perjuangan dan kompetisi. Memori itu harus ditumbuhkan,†kata Gubernur. Selain bangunan megah, stadion juga memiliki sejumlah fasilitas lain. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, Kadarmanta Baskara Aji menyebut, fasilitas olahraga lainnya di stadion ini seperti venue panjat tebing yang kemudian digunakan untuk pelatnas panjat tebing di Asian Games 2018. Ada juga venue bola voli pasir, arena sepatu roda, arena balap motor, lapangan sepak bola dan trek atletik. Kompleks stadion itu kian komplet karena dilengkapi dengan musala, parkir yang luas dan sarana penunjang lainnya.Salah satu sudut stadion yang menghabiskan dana Rp 174 miliar lebih. Pemasangan kursi penonton termasuk PR yang harus segera dituntaskan. Foto: Gonang Susatyo
“Pembangunnya dilakukan secara bertahap yang dimulai pada 2012. Di tahun itu baru disusun DED dan diselesaikan pada 2018. Semua dana bersumber dari APBD DIY. Permbangunan mengacu pada standar internasional. Bahkan trek atletik yang dipergunakan untuk lari dinilai sebagai yang terbaik di Indonesia,†tutur Baskara Aji. Meski sudah diresmikan, namun pengerjaan renovasi sesungguhnya masih belum tuntas. Pasalnya masih ada beberapa bagian atau fasilitas yang belum diselesaikan. Di antaranya lampu stadion dan penerang jalan, kursi tribun, videotron scoreboard dan area makanan atau food court. Semua itu diharapkan selesai pada 2020. (Gonang Susatyo/Sodik)Penulis | : |
Editor | : wkeditor |