BANTUL (wartakonstruksi.id) – Animo masyarakat untuk mengunjungi bendung Kamijoro belakangan ini sangat tinggi. Bangunan yang baru saja selesai dikerjakan pada akhir tahun lalu menjadi destinasi baru wisata penikmat swafoto alias selfie.

Tapi sukacita warga saat mendatangi lokasi baru ini, justru berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh para petinggi BBWS Serayu Opak (BBWSSO) selaku penaggung jawab pembangunan bendung yang menghabiskan dana mencapai Rp 239 miliar.

Mereka khawatir sarana dan prasarana rusak, pasalnya bangunan tersebut merupakan salah satu proyek strategis nasional dan menurut rencana akan diresmikan oleh Presiden RI, meskipun secara kontraktual sudah di serah terimakan (PHO).

Baca juga:

• BENDUNG KAMIJORO : Dibuka untuk Publik, Langsung Ngehits Jadi Buruan Wisatawan
• Merapi Menggeliat, BBWSSO Optimistis Sabodam Cukup untuk Kendalikan Lahar Dingin
• MUSEUM TANI JAWA: Dulu Dibanggakan Warga, Kini Mulai Ditinggalkan?

Kepala Satker PJPA BBWS Serayu Opak, Gunawan Suntoro ST M.Eng ketika dikonfirmasi wartakonstruksi.id, Rabu (6/2/2019) membenarkan kekhawatiran itu. Tingginya antusiasme masyarakat untuk berkunjung ke bendung tersebut akan berdampak kerusakan pada sarana dan prasarana yang ada.

Kendati begitu, Gunawan mengaku pihaknya tidak punya kewenangan untuk melarang warga berkunjung ke tempat tersebut. “Itu memang tempat umum, sehingga tidak ada keharusan dibuka untuk publik. Tapi kami khawatir belum diresmikan malah sudah rusak,” ungkap Gunawan.

Untuk mengantisipasi hal yang akan merugikan, pihaknya segera akan melakukan pendekatan kepada masyarakat. Di samping itu pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan Pemda DIY, serta pemerintah daerah setempat yakni Pemerintah Kabupaten Kulonprogo dan Pemerintah Kabupaten Bantul.

Dia berharap terbangun kesepahaman dan kesadaran bersama untuk turut menjaga fasilitas tersebut. Apalagi, keberadaan bendung sangat penting guna mendukung terpenuhinya kebutuhan air di areal pertanian di sekitar lokasi.

Bendung juga memiliki intake untuk menyuplai kebutuhan air ke bandara baru, New Yogyakarta International Airport (NYIA). “Kami hanya bisa mengajak mari bersama-sama menjaga fasilitas ini agar bisa bertahan lama dan berfungsi sesbagaimana yang direncakan,” ajaknya. Red