SLEMAN (wartakonstruksi.id) – LSM Aliansi Pengawas Konstruksi (APK) menyoroti rencana pemasangan 2 lift pada gedung baru Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (DPMPPT) Sleman. Ternyata awalnya, gedung senilai Rp 7,3 miliar itu hanya akan dilengkapi lift kecil saja. Menurut Kepala Sub Bagian (Kasubag) Umum DPMPPT Sleman, Nardi, pada awal desainnya memang akan dipasang lift kecil yang fungsinya untuk membantu turun naik berkas. Namun ia mengaku tidak tahu jika dalam perjalanannya usulan berubah menjadi lift barang dan orang. ”Awal desain dulu diusulkan bukan lift, istilanya cuma seperti kerekan, ketika berkembang saya tidak tahu,” ucap Nardi kepada ketika diwawancara wartakonstruksi.id, Selasa (9/10/2018). Baca juga:

• Uji Komersial ke China, PT JMI Bawa 305 Kantong Pasir Besi
• Pemkab Kulonprogo Lamban, Aerotropolis West Bakal Ditangkap Purworejo
• Sedot Anggaran Rp 27 M, TBK Dijadikan Ikon Pengembangan Seni Budaya Kulonprogo

Nardi mengungkapkan, kondisi kantor lama terutama di lantai 3 sangat mengkhawatirkan. Di lantai itu, tersimpan sejumlah dokumen dengan berat sekitar 7 ton. Sementara saat ini, setiap hari setidaknya ada 50-100 berkas yang masuk. “Berkas IMB bangunan besar beratnya bisa mencapai 50 kg,” jelasnya. Kendati begitu tetap saja, APK menilai pemasangan 2 lift pada gedung baru DPMPPT Sleman tidak urgen. “Bangunan gedung hanya tiga lantai dan harus dipasangi 2 lift. Kami rasa itu kurang pas,” ujar Direktur Eksekutif APK, Baharudin Kamba. Proyek pembangunan gedung DPMPPT Sleman digarap PT Heri Jaya Palung Buana. Kontraktor menyiapkan 2 lift yang didatangkan dari Forklip, Jerman. Lift untuk orang bernilai Rp 600 juta dan lift barang yang berukuran lebih kecil seharga Rp 150-175 juta. Eko Giri Susanto mewakili PT Heri Jaya Palung Buana mengatakan, lift diperkirakan sudah ada pada pertengahan November dan akan langsung dilakukan pemasangan instalasi. “Pemasangan akan dilakukan oleh tenaga khusus karena pengadaanya ada di sub kontraktor. Lift tersebut akan dioperasionalkan dari lantai bawah hingga lantai 3,” terangnya. Eko mengaku optimistis proyek pekerjaan yang tengah digarap bisa selesai sesuai perencanaan. Untuk menyiasati mepetnya waktu, pekerjaan digarap secara lembur kecuali pada malam minggu. Eko Purwono