Masih Punya 21 Titik Genangan, Kota Yogya Maksimalkan Sumur Resapan
Jumat, 12 Oktober 2018 11:19 WIB
YOGYAKARTA (wartakonstruksi.com- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengandalkan sumur resapan untuk mengurangi jumlah titik genangan saat musim hujan. Strategi ini dianggap cukup efektif karena jumlah genangan terus berkurang. Pada tahun 2013 memiliki 55 titik genangan air. Namun jumlah itu terus berkurang dan kini tersisa 21 genangan berkat semakin banyaknya sumur resapan yang dibangun Pemkot. "Di antara genangan yang parah ada di sekitar SMP 5 dan Jalan Kemasan. Di jalan Kemasan itu baru 2019 dimintai Danais," ucap Aki Lukman, Kepala Bidang SDA Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta belum lama ini. Baca juga: Aki mengungkapkan, di Kota Yogyakarta saat ini sangat minim penyerapan air hujan akibat alih fungsi lahan menjadi permukiman. Jika hujan turun cukup deras, sungai terkadang tidak mampu lagi menampung sehingga menimbulkan banjir. Solusi yang dilakukan DPUPKP, ungkap Aki, salah satunya dengan memperbesar saluran drainase seperti di Jalan Mondorakan. Kemudian jika saluran airnya kecil, maka dibuat sumur-sumur peresapan. Sumur peresapan di permukiman dan jalan biasanya memiliki tinggi 4 hingga 5 buis beton. "Dulu, konsepnya air hujan masuk drainase kemudian langsung sungai. Kalau sekarang masuk sumur peresapan dulu kemudian baru masuk sungai. Kami tidak akan bangun drainase lagi, tetapi kami akan tampung air hujan," jelasnya. Saat ini, lanjut Aki, pihaknya bertugas untuk menyimpan air hujan yang banyak karena musim kemarau lebih banyak daripada musim hujan. Dari data BMKG, Kota Yogyakarta mulai masuk musim hujan pada minggu kedua bulan November dan berakhir pada bulan Maret atau hanya 4 bulan. DPUPKP Kota Yogyakarta sendiri telah melakukan uji coba di Kotagede karena banyak air sumur yang turun. Uji coba dilakukan dengan membuat sumur presapan menyusul adanya bantuan dari pemerintah pusat. Setelah sumur peresapan selesai dibuat, air sumur warga naik 4 - 5 cm. "Lumayan itu airnya bisa naik, ada dampaknya. Soalnya kalau airnya ke sungai dan penuh, nanti banjir. Di jalan protokol itu juga banyak yang sudah dibikin sumur peresapan seperti di jalan Suroto," pungkasnya.   Jurnalis : Arif K Fadholy Editor    : Sodik
Penulis :
Editor : wkeditor
COMMENTS
Belum ada komentar dari pembaca

Opini

Popular News