Monumen Soeharto di Segoroyoso, Belasan Tahun Dibiarkan Terbengkalai
Senin, 04 Maret 2019 12:06 WIB
BANTUL (wartakonstruksi.com) – Gempa dahsyat yang melanda Yogyakarta tahun 2006 lalu masih menyisakan cerita. Di antaranya cerita mengenai bangunan penting yang kondisinya tidak terurus sejak itu. salah satunya adalah Monumen Soeharto di Segoroyoso, Bantul. Kondisi monument tidak terawat dan terlihat terbengkalai. "Semenjak gempa, monumen itu tidak ada yang mengurus. Dulu sebelum gempa ada pak bon (tukang kebun)-nya dan pagarnya bagus," ujar Mar, warga yang tinggal di dekat monumen, kemarin. Pantauan media ini di lokasi, tampak depan terlihat di tengah-tengah ada gapura kecil dan atasnya ditutupi oleh atap genteng. Di tengah gapura tersebut terdapat pagar besi berwarna hijau yang tidak dikunci. Di kanan dan kiri gapura terdapat pagar seadanya dari potongan bambu. Ada yang kondisinya masih bagus, ada pula kondisinya memprihatunkan. Baca juga: Menurut keterangan Mar, pagar itu dulu berbahan tembok bata dan mengelilimgu monumen, namun hancur karena gempa. Tepat di dalam gerbang besi, terdapat tembok di tengahnya ada relief berupa patung Ganesha yang di badan kiri (barat) terdapat lambang Garuda Pancasila. Di belakang tembok berpatung Ganesha tersebut terdapat tiang bendera yang di pucuknya berkibar bendera merah putih yang warnanya tidak cerah lagi dan ujung bendera terlihat sobek. Di kanan (timur) tiang bendera berdiri tegak Prarasasti Segoroyoso. Prasasti tersebut berisi keterangan bahwa di tempat itu pada 1948-1949, Letkol Soeharto mempersiapkan penyerangan pada Serangan Oemoem 1 Maret 1949. Di prasasti paling bawah ada tulisan Dinas Sosial Provinsi DIY. Tepat di belakang (utara) tiang bendera terdapat lantai keramik yang lumayan luas. Beberapa rerumputan tumbuh di lantai itu. Sebelum gempa, lantai tersebut merupakan pendopo.  Di utara lantai pendopo terdapat bangunan rumah model zaman dulu bertembok putih dan dan berwarna kuning. Pintu dan jendelanya tengahnya terdapat kaca bening. Sebagian kaca di pintu dan jendelanya saat ini tidak ada lagi dan dipalangi oleh potongan bambu panjang yang menandakan bangunan tersebut belum bisa digunakan lagi. "Harapannya ya diperbaikin lagi, tapi kayaknya sulit. Dari dulu kabarnya mau dibangun lagi (renovasi), tetapi sampai sekarang tetep kayak gitu sejak gempa. Habis gempa ya gak ada yang rawat lagi," ucap Mar. Belum lama ini, lanjut Mar, pernah ada yang mengukur tanah di monumen tersebut. Namun, Mar mengaku tidak tahu untuk keperluan apa. Saat ini lokasi itu sering dipakai kegiatan pramuka atau oleh anak-anak sekitar sering dipakai bermain layangan dan menerbangkan burung merpati. (Arif K Fadholy)  
Penulis :
Editor : wkeditor
COMMENTS
Belum ada komentar dari pembaca

Opini

Popular News