MUSEUM TANI JAWA: Dulu Dibanggakan Warga, Kini Mulai Ditinggalkan?
Rabu, 06 Februari 2019 13:06 WIB

Museum Tani Jawa 2

BANTUL (wartakonstruksi.id) - Museum Tani Jawa yang terletak Dusun Candran, Desa Kebonagung, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul saat ini dikabarkan minim dukungan warga sekitar. Salah satu penyebabnya di antaranya masalah pembagian upah yang dinilai kurang adil bagi warga sekitar. "Dulu katanya satu pedukuhan yang ikut, sekarang sudah berkurang. Ada yang pro dan kontra terkait adanya museum itu. Mungkin masalah upah bagi warga yang membantu. Karena itu (upah) merupakan masalah yang penting," ujar Kindarto, Warga RT 03 Dusun Candran, Kemarin. Biasanya, warga yang datang membantu yang dapat imbalan. Sedangkan yang tidak ikut membantu, maka tidak mendapatkan apa-apa. Kindarto menerangkan, sepengetahuan dirinya, pendapatan dari Museum, khususnya saat ada tamu, dibagi ke pengelola museum dan warga sekitar. Akhir-akhir ini pengunjung memang agak sepi, dirinya tidak tahu penyebabnya apa. Baca juga: Lain halnya Nur, warga yang rumahnya dekat dengan museum, ia mengaku mayoritas warga sekitar mendukung kegiatan museum tersebut. "Mayoritas mendukung warga sini. Soalnya kalau ada tamu, dekat-dekatnya diberdayakan untuk menyambut. Kalau ada tourist nanti diajak muter desa. Sepeda dan becak pun disediakan," ujarnya. Penjaga Museum Tani Jawa, Wintolo mengatakan, museum resmi dibuka untuk umum sekitar 2007. Awalnya, banyak warga setempat yang ikut gotong royong dalam segala kegiatan yang diadakan di museum Itu, namun saat ini tidak sebanyak dahulu yang membantu. "Dulu awal-awal, satu RT yang jumlahnya 57 KK membantu dan gotong royong ikut dalam semua kegiatan museum. Namun lama kelamaan, berkurang yang membantu, soalnya kan sering gotong royong tapi merasa enggak dapat apa-apa," ucapnya beberapa waktu lalu.

Menurutnya, sebagian warga merasa bosan mengingat pendapatan per harinya tidak bisa mencukupi keluarga. Saat ini, sekitar 14 kepala keluarga masih bertahan membantu setiap ada tamu dan acara di museum. Akan tetapi, bila ada tamu penting datang ke museum, masyarat sekitar semua siap membantu. Pada waktu normal museum dibuka hari Senin - Sabtu, dari pukul 08.00 WIB pagi hingga 15.00 WIB. Di kompleks museum setidaknya ada empat gedung. Pertama gedung untuk kantor yang di belakngnya terdapat dapur, kemudian di samping kanannya ruang koleksi, di samping kanan kantor, ruang untuk pertemuan seperti aula, dan kamar mandi dua pintu yang terletak di depan ruang koleksi. "Di sini yang dipamerkan peralatan tani tradisional di wilayah ini. Di sini kan dulu mayoritas warganya adalah petani. Kemudian alat-alat pertanian tradisional dari masyarakat yang tidak terpakai dikumpulkan di sini untuk dipamerkan," pungkas Wintolo. Arif KF
Penulis :
Editor : wkeditor
COMMENTS
Belum ada komentar dari pembaca

Opini

Popular News