Pernah Ngehits Tahun 70-an, Embung Sempulur Mulai Ditata Ulang
Rabu, 13 Februari 2019 07:28 WIB
KLATEN (wartakonstruksi.com) – Desa Jambukulon memiliki embung yang sempat hits di zamannya. Namun seiring waktu, embung perlahan kehilangan fungsi. Kini Pemdes Jambukulon, Ceper, Klaten berinisiatif merehab embung dan membangunnya kembali. Kepala Desa Jambukulon, Joko Darsono mengungkapkan, banyak manfaat yang diperoleh bila embung itu kembali bisa menjadi tempat penampungan air. Dari air embung, irigasi sawah akan terjaga dan tanaman padi tetap bisa diairi. Lebih dari itu, embung pernah jadi tempat wisata masyarakat setempat. Tetapi itu sudah lama sekali, yaitu sekitar tahun 1970-an. Baca juga: “Di tahun 1970-an, embung Sempulur terkenal sebagai tempat tujuan wisata. Banyak orang datang untuk bersantai sambil naik perahu. Dulu juga sering ada hiburan musik dengan memakai tape recorder. Tetapi lama-kelamaan tidak ada lagi orang yang datang. Apalagi embung mulai mengering dan tertimbun sampah,” ujar Joko. Dengan adanya dana desa, Joko memanfaatkannya untuk merehabilitasi embung pada 2018. Tujuannya untuk mengembalikan fungsi embung untuk mengairi sawah. Luas embung itu sendiri hanya 2000 meter persegi. Untuk pengerjaannya, dana desa yang dikeluarkan sebesar Rp 200 juta.

Tumbuhan eceng gondok, genjer dan kangkung tumbuh subur memenuhi embung Sempulur yang sempat ngehits di tahun 70-an. Foto: Gonang Susatyo

Setelah selesai direhab, Kades kemudian membeli bibit ikan nila yang ditebar di embung. Tak sedikit bibit ikan yang dibeli karena harganya hanya Rp 30 ribu per kg. “Ada dana Rp 1,5 juta yang dibelikan bibit ikan nila. Harga per kilonya Rp 30 ribu. Ditambah ongkos kirim sebesar Rp 100 ribu. Semua dana itu dipergunakan untuk membeli bibit ikan. Jadi, embung itu bisa menjadi tempat pemancingan,” katanya. Kini embung bisa digunakan untuk mengairi sawah. Dan beberapa bulan lagi, warga bisa memancing ikan nila yang dipastikan sudah cukup besar. “Kini, air melimpah. Sawah-sawah dipastikan tidak kekurangan air lagi. Tapi embung belum bisa menjadi tempat wisata, karena masih banyak tumbuhan eceng gondok, genjer dan kangkung yang pertumbuhannya memang sangat cepat,” ujar Kades.

Pemdes Jambukulon terus membenahi areal embung Sempulur setelah sempat tidak berfungsi cukup lama. Foto: Gonang Susatyo

Tumbuhan yang cepet berkembang itu mengakibatkan permukaan air waduk tertutup. Akibatnya petugas desa harus membersihkan permukaan embung secara berkala. “Baru dibersihkan, tak lama kemudian tumbuhan itu muncul lagi. Jadi harus rutin dibersihkan. Padahal, kami juga akan melengkapi beberapa fasilitas untuk embung. Misalnya, memasang pagar pengamanan sehingga masyarakat yang datang merasa aman dan nyaman bila berada di sekitar embung,” jelasnya. Penambahan fasilitas di embung akan dilakukan pada tahun ini. Selain itu, desa juga merencanakan membenahi Sendang Sentul dan Sendang Lanang Wadon. Desa berharap dua sendang itu bisa menjadi destinasi wisata. (Gonang Susatyo/Sodik)  
Penulis :
Editor : wkeditor
COMMENTS
Belum ada komentar dari pembaca

Opini

Popular News