Tak Langsung Ditempati, Pasar Buah Sungkur Mulai Terlihat Kotor
Selasa, 08 Januari 2019 20:25 WIB
KLATEN (wartakonstruksi.com) –  Klaten menambah satu lagi pasar. Berlokasi di lahan bekas UPTD DPU wilayah Kota, Sungkur, Klaten Tengah, telah dibangun kios pasar buah. Pembangunan berlangsung cukup cepat dan selesai Desember 2018 lalu. Pasar senilai Rp 1.665.196.000,- dan digarap CV Cipta Jasa Invesindo masih belum ditempati oleh pedagang. Los-los yang tersedia pun masih melompong. Lantainya, termasuk di area depan yang rencananya pun parkir kendaraan, mulai terlihat kotor. Belum lagi daun-daun berguguran dari pepohonan yang jarang disapu. “Informasinya, pasar itu sudah diisi pedagang tak lama setelah bangunannya selesai. Perkiraan Januari ini sudah diisi. Tetapi saya tidak tahu mengapa pedagang buah di Jalan Bali itu belum dipindahkan,” kata Pitoyo, pemilik warung soto di sekitar pasar. Baca juga: Pasar Buah Sungkur sebenarnya cukup strategis karena terletak di jalan dua arah. Ini memudahkan pembeli untuk mengunjunginya. Apalagi jalan depan pasar anyar itu memang terbilang ramai. Berbeda dengan lokasi di Jalan Bali yang hanya satu arah. Persoalannya, Jalan Bali sudah identik dengan pusat buah-buahan di Kota Klaten karena pedagang rata-rata sudah berjualan buah selama hampir 30 tahun. “Orang tahunya ya di sini kalau cari buah. Tapi gak apa-apa kalau akhirnya dipindahkan ke Sungkur. Kami juga sudah dapat informasi bila para pedagang di sini (Jalan Bali) akan dipindahkan ke sana. Tetapi kami tidak pernah mendapat informasi lagi kapan rencana pemindahan,” kata Mariyatun, salah satu pedagang buah di Jalan Bali. Dia berharap pemindahan tidak dilakukan mendadak atau pedagang hanya diberi waktu pendek untuk menempati losnya di tempat baru. Apalagi, dia juga masih harus mengatur los karena lebih kecil dibandingkan di Jalan Bali. Di Sungkur, los yang tersedia berukuran 1,5 meter x 5 meter. Sedangkan di tempat lama, ukuran los bisa 3 meter x 4 meter.

Bagian depan pasar buah ini mulai terlihat kotor karena tidak ada petugas yang membersihkan, padahal baru selesai dibangun. Foto: Gonang Susatyo

“Losnya memang lebih kecil. Jadi, saya harus bisa menatanya. Yang jelas, saya bersedia dipindahkan. Saya hanya menunggu kepastian pindah,” ujarnya. Pedagang lain yang enggan disebutkan identitasnya menuturkan lokasi pasar itu sesungguhnya kurang tepat. Selain terletak tepat di belakang tempat pembuangan sampah, pasar berdekatan dengan makam. “Bau sampah cukup menyengat. Tapi informasinya untuk pedagang buah ditempatkan los yang di depan agar tidak terganggu bau sampah. Sedangkan di belakang untuk pedagang lain,” katanya. Kabar terakhir, pedagang baru akan dipindahkan setelah Lebaran. Bila itu yang dilakukan, berarti mereka akan pindah di bulan Juni mendatang. (Gonang Susatyo/Sodik)
Penulis :
Editor : wkeditor
COMMENTS
Belum ada komentar dari pembaca

Opini

Popular News