YOGYAKARTA (wartakonstruksi.id)Â - Pedestrian Malioboro mempunyai septic tank khusus untuk menampung air limbah berupa lemak dan minyak dari pembuangan pedagang kaki lima di sekitar jalan Malioboro. Akan tetapi, perlu adanya penyedotan rutin air limbah di titik-titik saptic tank tersebut.
Pada Selasa (20/11/2018) Balai Pengelolaan Infrastruktur Sanitasi dan Air Minum Perkotaan (PISAMP) DIY mengikuti acara Reresik Malioboro yang diselenggarakan oleh Warta Konstruksi berkerjasama dengan Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil (KMTS) Fakultas Teknik UGM. Dalam acara itu, operator Balai PISAMP menyedot 17 septic tank  mulai dari depan Hotel Inna Garuda hingga selatan Kantor Gubernur DIY.
"Kondisi septic tank itu perlu dikoordinasikan. Ini masalah endapan di septic tank sudah di luar jadwal penyedotan. Kondisinya itu sebenarnya sudah full dan sudah terlambat," ujar Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Air Limbah Balai PISAMP DIY, Dedi Risdiyanto kemarin.
Baca juga:
Dia menerangkan, setidaknya 6 bulan sekali septic tank tersebut harus disedot dan dibersihkan isinya. Akan tetapi, pihaknya memprediksi limbah yang mereka bersihkan di septic tank tersebut terakhir dibersihkan pertengahan 2017. Berarti, sudah setahun lebih tidak dibersihkan.
Menurut Dedi, fungsi septic tank di pedestarian Malioboro tersebut ada dua, yakni sebagai penampung air hujan dan tempat akhir pembuangan limbah dari pedagang kaki lima. Kalau tidak dikelola dan dibersihkan dengan rutin, ujar dia, maka akan menjadi bom waktu.
"Kami belum tahu saat ini yang mengurus pembuangan limbah dari saptic tank ini UPT Malioboro atau Cipta Karya Dinas PU DIY. Harusnya ad penyedotan rutin, kalau tidak bisa menyebabkan bom waktu," kata Dedi.

Pihaknya hingga saat ini hanya bisa menyedot airnya limbah saja karena karena di DIY belum ada yang bisa mengolah lumpur limbah. Padahal di septic tank di Malioboro tersebut banyak limbah lumpur yang tersisa. Dedi menjelaskan, khusus pengolahan limbah lumpur, paling dekat ada di wilayah Bekasi dan Bogor.
Operator Balai PISAMP, Gatot menambahkan, pihaknya berharap, agar ke depan septic tank tersebut bisa dirawat dengan rutin. Dikarenakan bukan hanya air limbah saja yang memenuhi tempat pembuangan itu, tapi limbah padat dan banyak sampah berupa plastik maupun daun. "Harusnya ada perawatan, tapi yang ngurus males mungkin. Pasti membludak ini kalau airnya enggak diambil," katanya.
Sementara itu, Zainal dari UPT Malioboro mengatakan, temuan selama proses penyedotan limbah akan disampaikan dalam pertemuan internal. “Kita data semuanya dan nanti kita laporkan, termasuk mungkin ini bisa jadi bahan evaluasi bagi kami dari UPT,†tambahnya.
Arif KF
Penulis |
: |
Editor |
: wkeditor |