SLEMAN (wartakonstruksi.com) – Menginjak usia ke-26 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sleman yang kini berubah status menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Sembada senantiasa meningkatkan layanan melalui inovasi-inovasi yang dimilikinya.
Acara Hari Bhakti Perumda Tirta Sembada ke -26 digelar di halaman kantor setempat, Sabtu (3/11/2018) dihadiri Bupati Sleman Sri Purnomo dan Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatum beserta Forkopimda.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengapresiasi kinerja Perumda Air Minum yang selalu berbenah melakukan peningkatan kapasitas dan layanan. Kini dengan telah disahkanya Perda tentang pengelolaan sumber air, Bupati berharap ekspansi usahanya makin meningkat.
”Sekarang sudah ada Daxu, saya kepingin semua masyarakat di Sleman ini semua lebih memilih Daxu dibandingkan air minum merek nasional yang lain. Kami siap membantu, misalkan diperlukan edaran bupati. Saya sendiri juga ikut mempromosikan pada kesempatan event-event,” kata Sri.
Sri Purnomo mengungkapkan, dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta dan jumlah mahasiswa yang mencapai 300-an ribu, pengembangan Daxu di Sleman dinilainya sangat potensial. Belum lagi ditambah keberadaan rumah makan dan hotel yang jumlahnya cukup banyak.
”Misalkan saja satu hotel saja sudah memakai 10 ribu per bulan itu merupakan pasar potensial. Kami berharap jajaran PDAM terus didorong untuk lebih meningkatkan layanan air bersih dan air minum di Sleman dan sekitarnya,” harapnya.
Direktur Perumda Air Minum Tirta Sembada, Dwi Nurwata SE MM menjelaskan, memasuki usia ke- 26 pelayanan kepada masyarakat dan pelanggan terus ditingkatkan. Tahun 2019 mendatang ditargetkan sebanyak 1.000 sambungan rumah (SR) baru dengan tarif murah Rp 300 ribu, jauh dari harga normal yakni Rp 1 juta.
”Menurut data sampai saat ini jumlahnya pelanggan mencapai 34 ribu, ke depan akan terus dikembangkan melalui program masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. Kita targetkan pada 2019 minimal dapat tersambung 1.000 sambungan rumah baru, sedangkan di tahun 2018 ini sudah kita realisasi 1.600 SR,” terang Dwi.
Diakuinya, meski tingkat kehilangan air menunjukkan angka signifikan, yakni sebesar 25,8 persen namun demikian di sisi lain pihaknya terus melakukan antisipasi, ditambah melakukan inovasi produk dan sudah berlangsung dengan baik.
”Sampai dengan Oktober kemarin kita bisa menekan ke angka 25 persen, yang targetnya 26 persen. Akan tetapi upaya untuk menekan kehilangan selalu dilakukan melalui audit jaringan secara intens,” jelasnya.
Dwi menambahkan, dengan beralihnya status menjadi Perumda, peningkatan profesionalisme menjadi mutlak dilakukan. ”Profesionalisme dalam pelayanan, maupun pegawai selalu kami tekankan,” tegasnya.
Penulis | : |
Editor | : wkeditor |