SLEMAN (wartakonstruksi.com) - Sebagian badan jalan yang terdapat dalam area terowongan atau underpass Kentungan di simpang empat Kentungan- Jl. Pajajaran, Sleman selalu dalam kondisi basah dan terdapat rembesan air meski tidak dalam situasi diguyur hujan.
Kondisi tersebut menimbulkan tanda tanya besar. Salah satu warga pengguna jalan bernama Andi Arifin (43) warga Sagan, Kota Yogyakarta, misalnya mempertanyakan perihal kualitas bangunan yang mulai dibuka secara resmi pada awal tahun 2020 tersebut. Rembesan membuatnya merasa was-was ketika melintas sebab rentan memicu kecelakaan lalu lintas.
Baca juga
"Area terowongan selalu basah berarti ada yang engak beres dengan sistem drainase. Padahal seharusnya kering saat tidak ada hujan, karena kalau basah terus aspalnya nanti akan cepat rusak dan juga membahayakan pengguna jalan karena licin. Saya hampir tiap hari melintas underpass Kentungan, jadi tahu persis," ungkap pria yang berprofesi sebagai sopir kepada wartakonstruksi.com, kemarin.
Pada bagian yang lain, keluh dia, pada sambungan antara inlet dan outlet desainnya kasar dan kurang nyaman ketika dilewati. "Selain inlet outlet dalam kondisi buruk, garis kejut pada bagain ouletnya terlalu tinggi akibatnya kendaraan sering bumping, lagian kenapa musti ada garis kejut segala," keluhnya.
Dia pun berharap kondisi itu segera ditangani oleh pihak berwewenang sehingga terjaga kekuatan bangunannya. "Tentunya kan ada biaya pemeliharaan, mohon segera dibenahi," pintanya.
Surono, warga Manggungsari, Desa Caturtunggal yang tempat tinggalnya tak jauh dari lokasi atau tepat di sisi utara underpass mengutarakan pendapat yang sama. Selain itu dia juga mengeluhkan minimnya fasilitas lampu penerangan jalan.
"Sekali waktu malam-malam nongkrong di Kentungan nanti pasti dengar suara sambungan grill yang saat dilindas ban truk dan bis menimbulkan suara menggelegar. Lampu penerangan juga belum belum maksimal," ujarnya.
Penulis | : Eko Purwono |
Editor | : ED-WK01 |