Idetifikasi Kehilangan Air, PUDAM Sleman Terapkan DMA
Rabu, 19 Februari 2020 09:16 WIB

Direktur+PUDAM+Sleman

SLEMAN (wartakonstruksi.com) – PUDAM Sleman menjadi salah satu perusahaan daerah dari 15 perusahaan di Indonesia yang ditunjuk sebagai pilot project hibah air minum berbasis kinerja. Serangkaian langkah strategis dilakukan guna mengoptimalkan program tersebut.

Salah satunya dengan menerapkan Distric Meter Area (DMA) guna mengidentifikasi kehilangan air atau lost. Hal ini dilakukan karena program hibah berbasis kinerja akan menghitung total efisiensi yang bisa diperoleh perusahaan. Selisih efisiensi itulah yang kemudian akan direimburse atau diganti oleh pemerintah pusat.

Baca juga

“Jadi yang dihitung selisih efisiensinya. Ketika kami sekarang kehilangan air 25 persen terus besok menjadi 23 persen, nah 2 persen itu yang direimburse dihitung berdasarkan kubikasi. Setiap meter kubik dikalikan Rp 3.000,” terang Direktur PUDAM Sleman, Dwi Nurwata, belum lama ini.

DMA, ungkap Dwi, dilakukan di daerah-daerah banyak mengalami lost seperti Ngemplak dan Bimomartani. Satu daerah lain yang memungkinkan diterapkannya DMA adalah Nogotirto, Gamping. Di dua daerah awal, tingkat kehilangan air PUDAM Sleman lebih banyak disebabkan karena faktor eksternal.

Di Ngemplak dan Bimo paling banyak pipa pecah karena lalu lalang truk yang mengangkut material, akibatnya tingkat kebocoran air sangat tinggi. Dengan menerapkan DMA, titik yang tingkat kebocorannya cukup tinggi akan teridentifikasi dan bisa segera ditindaklanjuti. “Jadi istilahnya melokalisir daerah-daerah yang banyak kehilangan air,” terangnya.

DMA sendiri dilakukan dengan memasang alat ukur logger atau meter induk. Dengan pemasangan alat itu akan diketahui berapa lost yang terjadi di kawasan tersebut. ”Nanti kan ketahuan di meter induk 100 tapi di pelanggan 80, di antara itu mesti ada lost,” jelasnya.

Dijelaskan, alat yang akan dipasang diperkirakan mencapai 9 unit dan dipasang di beberapa lokasi. Untuk kebutuhan alat sendiri PUDAM Sleman tidak akan melakukan pengadaan karena masih memiliki persediaan. “Kami punya persediaan, ini sudah jalan. Bagi kami ini cukup bagus karena akan membantu kinerja perusahaan,” sambungnya.

Seperti halnya hibah untuk MBR, hibah berbasis kinerja juga dilakukan melalui beberapa tahapan. Diawali baseline survei, eksekusi program lalu verifikasi oleh konsultan dan verifikasi akhir berupa uji petik oleh BPKP. “Hasil verifikasi itu jdi acuan untuk reiumburse atau pengembalian oleh pemerintah pusat,” pungkasnya.

Penulis : O-Kz
Editor : Dodi Pranata
COMMENTS
Belum ada komentar dari pembaca

Opini

Popular News