BANTUL (wartakonstruksi.com) – Kinerja sebuah perusahaan tidak saja ditentukan kinerja operasional dan finansial, tetapi juga ditentukan integritas para pekerjanya. Karena itu peningkatan integritas perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Untuk meningkatkan integritas dan tata kelola perusahaan, Perumdam Tirta Projotamansari Bantul menggelar kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Strategi Anti Fraud melalui Manajemen Risiko. Kegiatan digelar di KJ Hotel, Jumat (14/8/2025) dari dihadiri Kepala Kejaksaan Negeri Bantul, Kristanti Yuni Purnawati, S.H., M.H. .
Baca juga
Direktur Utama Perumdam Bantul, Arinto Hendro Budiantoro, S.E., M.M., mengatakan, fraud adalah ancaman nyata yang dapat merusak reputasi, keuangan, dan kepercayaan publik terhadap perusahaan. Oleh karena itu, manajemen risiko harus menjadi budaya kerja.
“Manajemen risiko harus menjadi budaya kita bersama, bukan sekadar prosedur formal. Dengan memahami risiko, mengantisipasi, dan mengambil langkah pencegahan yang tepat, kita dapat memastikan Perumdam Bantul tetap sehat, profesional, dan dipercaya masyarakat,” kata Arinto.
Arinto menegaskan pentingnya kerja sama semua pihak, dari pimpinan hingga staf pelaksana, untuk membangun lingkungan kerja yang bersih, transparan, dan akuntabel. Dia juga berhaarap pelatihan tidak berhenti hanya pada tataran teori.
“Mari kita terapkan hasil pembelajaran ini dalam pekerjaan sehari-hari. Jika kita solid, memiliki komitmen, dan saling mengawasi, saya yakin kita akan sukses dan terhindar dari segala bentuk kecurangan,” pungkasnya.
Kajari Bantul, Kristanti Yuni Purnawati, S.H., M.H mengatakan, fraud merupakan segala bentuk tindakan kecurangan yang dilakukan secara sengaja untuk memperoleh keuntungan pribadi atau kelompok, yang berdampak merugikan organisasi.
“Fraud bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari penyalahgunaan aset, manipulasi laporan, hingga penyalahgunaan wewenang. Dampaknya bukan hanya kerugian materi, tetapi juga hilangnya kepercayaan publik. Itulah mengapa setiap pegawai harus memahami tanda-tanda potensi fraud dan berani melaporkannya,” katanya.
Manajemen risiko, lanjut Kajari, adalah salah satu kunci utama dalam pencegahan fraud. Dengan mengidentifikasi, menganalisis, dan mengendalikan risiko sejak dini, organisasi dapat meminimalkan peluang terjadinya pelanggaran.
“Manajemen risiko bukan sekadar dokumen atau aturan, tetapi harus menjadi perilaku kerja sehari-hari. Budaya transparansi, pengawasan yang kuat, dan integritas tinggi akan melindungi Perumdam dari ancaman fraud,” tambahnya.
Kegiatan ditutup dengan sesi diskusi interaktif dan penyusunan rencana tindak lanjut sebagai komitmen nyata Perumdam Bantul dalam mengimplementasikan strategi anti fraud berbasis manajemen risiko.
Penulis | : WK 002 |
Editor | : Dodi, S.H., M.H |