Tangga menuju seluncuran diniarkan tak terawat, ditambah bekas vandalisme di bagian tembok membuat bangunan ini sangat mubazir. Foto: Gonang Susatyo
Sebagai salah satu destinasi wisata, OMAC yang selesai dibangung pada 2009 dilengkapi berbagai fasilitas menarik. Pengunjung harus melalui jembatan gantung saat menuju tempat pemandian tersebut. Selain itu ada waterboom, pancuran, kolam bola sampai flying fox. Baca juga:ÂWater sliding yang dibangun dengan dana belasan miliar ini salah desain. Selain terlalu curam, kolam pendaratan juga tidak memadai. Foto: Gonang Susatyo
Namun saat diuji coba, water sliding itu ternyata dinilai membahayakan karena ada kesalahan desain. Padahal, pembangunan water sliding itu sendiri sudah menghabiskan dana Rp 14 miliar. Dengan ketinggian sampai 20 m, water sliding dinilai berbahaya karena terlalu curam. Sementara, kolam pendaratannya tidak dalam karena hanya 1,5 meter.Kolam pendaratan hanya 1,5 meter padahal water sliding yang dibangun setinggi 20 meter. Kondisi ini dinilai sangat membahayakan. Foto: Gonang Susatyo
“Yang membahayakan karena kolamnya termasuk dangkal. Padahal, seluncurannya terlalu lurus dan tidak banyak kelokan. Pertama kali diuji coba memakai karung. Akhirnya diputuskan seluncuran terlalu berisiko. Sejak pertama kali dibuka, arena itu tidak pernah dipergunakan,†kata Irawan Wisnu, Pengelola OMAC kepada Warta Konstruksi belum lama ini. Berita lainnya:Pemandian OMAC merupakan pengembangan dari Umbul Ingas. Obyek wisaya ini dikelola Pemkab Klaten melalui Disparbudpora. Foto: Gonang Susatyo
“Informasinya tidak boleh digunakan. Tangga menuju tower saja sudah dipasang penghalang sebagai tanda tidak boleh masuk. Sepertinya seluncuran itu terlalu tinggi sehingga membahayakan orang yang menggunakan,†ujar Joko. Bila hendak dipakai lagi, waterslide itu memang harus didesain ulang. Mulai dari menambah kelokan dan kolam pendaratannya harus lebih dalam. (Gonang Susatyo/Sodik)Penulis | : |
Editor | : wkeditor |