KULON PROGO (wartakonstruksi.com) – Tender Proyek Pembangunan SMPN 1 Watees Tahap III menyisakan tanda tanya. Muncul dugaan kuat bahwa tender proyek dengan pagu sebesar Rp3,5 miliar itu diwarnai persekongkolan vertikal.

Munculnya dugaan persekongkolan itu karena beberapa sebab. Salah satunya adalaah bahwa dalam melakukan klarifikasi harga, Pokja pemilihan justru tidak melakukan klarifikasi ke suplier melainkan berdasarkan kajian survei tim teknis.

Baca juga

• Tender Proyek di Wonosobo Ternyata Ada Yang Sesuai Juga Lho, Tapi….
• Nah Lho, Tender Pasar Sapuran Wonosobo Bakal Digugat ke PTUN
• Tender Proyek Gedung FTI dan Fisip UPN Dituding Menyimpang, Disengaja?

“Semestinya klarifikasi dilakukan kepada Suplier, karena yang punya barang itu kan suplier. Ini malah ngotot mempertahankan kajian survei tim teknis PU. Ada apa ini?” tanya salah satu peserta tender yang enggan disebut namanya.

Lebih jauh dikatakan bahwa bukti yang diserahkan malah dikesampingkan Pokja dan dianggap tidak bisa dibuktikan karena harus mengacu harga survey pasar tim teknis. “Diklarifikasi saja tidak supliernya, bagaimana Pokja berani mengklaim bahwa data kami tidak bisa dibuktikan,” tegasnya.

Tidak hanya itu, dalam penentuan besaran iuran BPJS, Pokja juga melakukan perhitungan dengan mengacu pada HPS bukan pada perhitungan peserta. Padahal,sesuai Permenaker  44 Tahun 2015, iuran BPJS dihitung dari nilai kontrak bukan besaran HPS.

“Ada dugaan kuat bahwa proyek yang ada sudah dikavling untuk pelaku usaha lokal. Atau mungkin dengan bendera luar tapi yang mengerjakan tenaga lokal, seperti yang sudah sempat ramai diberitakan beberapa waktu lalu,” tambahnya.