SLEMAN (wartakonstruksi.com) – Perubahan iklim memberi dampak signifikan bagi PDAM Sleman. Debit air mengalami penurunan dan budaya penggunaan air oleh masyarakat juga ikut berubah.
Sebagai langkah antisipasi, PDAM Sleman memilih mengoptimalkan suplai air bersih dari SPAM Regional. Optimalisasi penggunaan air SPAM Regional bertambah 100 persen.
Baca juga
“Perubahan iklim bisa menimbulkan efek domino terhadap operasional PDAM. Karena perubahan iklim itu, debit air kita mengalami penurunan. Sementara budaya masyarakat terhadap konsumsi air juga berubah,” terang Dwi Nurwata SE MM, Direktur PDAM Sleman, Senin (21/10/224).
Dwi menjelaskan, perubahan iklim berpengaruh terhadap udara panas. Akibatnya penggunaan air mengalami peningkatan signifikan. Namun di sisi lain, debit air yang dihasilkan PDAM justru mengalami penurunan. “Ini kan perlu diantisipasi,” jelaskan.
Lebih jauh dijelaskan bahwa langkah antisipasi paling strategis yang dilakukan PDAM Sleman adalah dengan mengoptimalkan suplai air dari SPAM Regional yang telah dibangun pemerintah pusat.
PDAM Sleman yang semula hanya menggunakan suplai SPAM Regional sebesar 70 liter per detik, sekarang naik signifikan menjadi 140 liter per detik. Suplai air tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan 40 ribu pelanggan PDAM Sleman.
“Pelanggan kita 40 ribu, dan kapasitas terpasang kita sekarang menjadi 560 liter per detik. Sementara ini memang masih cukup, tapi untuk antisipasi kita maksimalkan SPAM Regional,” terangnya.
Ke depan, lanjut Dwi, PDAM Sleman akan melakukan penambahan debit melalui penggunaan sumur dalam. Untuk keperluan tersebut, pihaknya akan menyampaikan usulan ke pemerintah pusat melalui balai besar.
“Kita berharap pemerintah pusat bisa membuatkan SPAM Regional tahap 3. Kalau harapan kami di atas yaa, di daerah Krasak atau bisa bekerjasama dengan Jawa Tengah dengan mengoptimalkan sumber dari Karangtalun,” sambungnya.
Dia menambahkan, untuk saat ini antisipasi dampa kperubahan iklim menjadi kewajiban pemerintah daerah. Dengan begitu, PDAM Sleman memilih melakukan antisipasi sejak dini.
Penulis | : WK 002 |
Editor | : Dodi Pranata |