KULON PROGO (wartakonstruksi.com) - Masuknya sejumlah kontraktor luar ke Kulon Progo masih menjadi perbincangan hangat. BLP dituding tidak pro jargon Bela Beli Kulon Progo di tengah kondisi sulit akibat pandemi Covid-19.
Ketua Gapeknas Kulon Progo, Bambang Ratmoko, turut angkat suara. Dia tidak menyalahkan BLP maupun kontraktor. Namun pernyataan dan saran kontraktor senior ini cukup menarik. Dia memberikan jalan tengah yang cukup menggelitik.
Baca juga
Menurut Bambang, prinsipnya dalam tender proyek pemerintah tidak bisa memilih kontraktor mana yang akan dimenangkan. Kontraktor akan menang dengan sendirinya bila penawaran yang diajukan bagus, komplit dan benar dengan penawaran harga terendah.
"Pada prinsipnya pelelangan proyek pemerintah memang tidak bisa memilih kontraktor mana yg akan di menangkan, kontraktor akan menang dengan sendirinya kalo penawarannya bagus komplit dan benar dengan harga terendah," katanya.
Meski begitu, dia menyebut juga tidak ada salahnya kontraktor lokal berharap bisa mengerjakan proyek di wilayahnya sendiri karena secara sosial dan medan di lapangan memang lebih menguasai. "Saya kira harapan kontraktor lokal juga tidak salah," katanya.
Sebagai jalan tengah, lanjut dia, bila memang ingin peduli mendukung kampanye Bela Beli Kulon Progo BLP bisa melakukannya dengan banyak cara. Salah satunya dengan memberikan pelatihan penawaran kepada kontraktor lokal untuk menyamakan pemahaman terhadap aturan pengadaan yang berlaku saat ini.
Dengan begitu kontraktor lokal bisa menang tender dengan harga terendah dan penawaran yang komplit dan benar. Hal itu penting agar tidak melanggar aturan tender yang sudah diatur pemerintah.
"Sebagai jalan tengah BLP KP kalo memang ingin peduli dengan jargon bela - beli maka bisa dilakukan dengan memberikan pelatihan penawaran kepada kontraktor lokal untuk menyamakan pemahaman terhadap UU pengadaan yang berlaku saat ini," sarannya.
Diberitakan sebelumnya, kontraktor lokal Kulonprogo resah karena tersisih di rumah sendiri. Padahal kondisi sedang sulit akibat pandemi sementara pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dari data yang dihimpun, tender 3 proyek besar dimenangkan kontraktor non lokal.
Proyek Irigasi D.I Kamal lanjutan dimenangkan kontraktor Banda Aceh, PT. Bumi Aceh Citra Persada dengan penawaran Rp 8,7 miliar dari HPS Rp 9,4 miliar. Perusahaan ini ada di urutan 20 dari 21 penawar.
Proyek peningkatan Jalan Margosari - Kepek dimenangkan PT. Kartika Jati Sentosa asal Klaten, Jawa Tengah. Penawarannya Rp 5,6 dari HPS Rp 6 miliar. Perusahaan ini ada urutan terendah.
Terakhir peningkatan jalan Mlangsen - Pripih dimenangkan PT. Bahana Makmur Utama dengan penawaran Rp 9,5 miliar dari HPS sebesar Rp 11,7 miliar juga berada di urutan terendah.
Penulis | : O-Kz |
Editor | : Dodi Pranata |