YOGYAKARTA (wartakonstruksi.com) - Hujan deras yang mengguyur kota Yogyakarta, Jum'at (14/2/2020) kemarin menyisakan sejumlah PR bagi infrastruktur wilayah. Pasalnya hampir di setiap sudut jalan terjadi genangan yang cukup tinggi.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan ESDM Daerah Istimewa Yogyakarta, Ir. Hananto Hadi Purnomo, M.Sc kepada wartakonstruksi.com mengatakan, kejadian kemarin sebaiknya dilihat secara komprehensif.
Baca juga
Terdapatnya beberapa genangan di sejumlah titik jalan, selain faktor hujan yang ekstrem, bisa disebabkan karena dimensi yang tidak cukup atau karena pemeliharaan saluran yang tidak baik, sehingga air hujan tidak langsung masuk kedalam saluran.
"Sebaiknya dilihat secara komprehensif. Apa karena dimensi yang tidak cukup atau karena pemeliharaan saluran yang tidak baik, sehingga air hujan tidak masuk saluran," ungkap Hananto melalui pesan WhatsApp.
![{$lg[1]}](https://wartakonstruksi.com/upload/02-2020/genangan-Pasar-Beringharjo--15-20.jpg)
Sebelumnya, Stasiun Klimatologi (Staklim) merilis informasi terbaru mengenai prakiraan cuaca pada Jumat (14/02/2020) ini. Suhu rata-rata berkisar antara 23 hingga 32 derajat Celcius, dengan tingkat kelembaban udara mencapai 60 hingga 95 persen.
Aktivis senior yang tengah konsern pada dunia konstruksi, Taufik B.Sc, angkat bicara. Menurut dia adanya kejadian ini harusnya menjadi perhatian serius dari instansi yang berwenang dalam bidang infrastruktur, perlu adanya antisipasi jangan sampai kemudian menjadi banjir.
Pemerintah harus mereviu kembali grand desain drainase kawasan perkotaan Yogyakarta (KPY). Selain KPY, drainase di 4 kabupaten lainnya juga harus sudah dipersiapkan ulang.
BBWSSO Selaku pemegang kendali (leader) terkait rencana induk drainase perkotaaan perlu melakukan sebuah kajian, kenapa hujan yang turun hanya 2 jam menyebabkan genangan yang cukup tinggi dan turunnya genangan pun terbilang lama.
| Penulis | : D-PS |
| Editor | : Sodik |