Kabalai PPW DIY: Penataan Kawasan Kumuh Perlu Dukungan Kesadaran Masyarakat
Senin, 11 Januari 2021 04:54 WIB

Kepala+Balai+PPW+DIY

YOGYAKARTA (wartakonstruksi.com) – Balai Prasarana Permukiman Wilayah (PPW) DIY masih melanjutkan penataan kawasan kumuh. Pada tahun 2021 ini, penataan akan menyasar kawasan kumuh di bantaran sungai Code. Namun, peran serta masyarakat dinilai lebih penting daripada proyek fisik itu sendiri.

Demikian disampaikan Kepala Balai PPW DIY, Tri Rahayu ST MT, kemarin. Menurutnya, pekerjaan konstruksi dalam penataan kawasan kumuh perkotaan tidak bisa dikatakan berhasil tanpa disertai pembenahan budaya masyarakat.

Baca juga

Dia mencontohkan, bila masyarakat masih menjadikan sungai sebagai daerah buangan untuk sanitasi, maka proyek konstruksi menghabiskan biaya sebesar apa pun akan percuma. “Membangun itu bukan hanya membangun fisik, tapi juga membangun manusianya,” ucap Tri didampingi Kepala Satker PPW, Arif Wahyu, ST.

Lebih jauh dijelaskan bahwa proyek fisik dalam penataan kawasan kumuh perkotaan yang dilaksanakan sebenarnya hanyalah stimulus. Selanjutnya menjadi tugas masyarakat untuk memanfaatkan dan memeliharanya. Oleh karenanya dituntut kesadaran dari masyarakat agar proyek yang sudah dilaksanakan bisa dimanfaatkan dan dipelihara dengan baik.

Dicontohkan, pasca penataan kawasan Muja Muju kini bisa dioptimalkan untuk kegiatan bercocok tanam dan kegiatan lain. Meski dia pun menyoroti ketidakpedulian masyarakat dalam pemeliharaannya seperti menjadikan railing untuk jemuran.

Kasus lain beraitan dengan kesadaran masyarakat, lanjutnya, adalah soal lampu. Proyek penataan selalu disertai dengan pemasangan prasarana berupa lampu penerangan. Saat lampu itu mati, mestinya ada kesadaran untuk mengganti lampu secara sukarela mengingat harga lampu tidak seberapa.

“Kan bisa memanfaatkan kearifan lokal dan sebagainya. Lampu sudah disediakan, kalau lampu mati kemudian ganti saja gak mau, ya bagaimana,” katanya.

Terkait penataan kawasan kumuh bantaran Code, Tri menambahkan, akan dilaksanakan di tiga penggal dimulai dari jembatan Gondolayu ke selatan. “Paling banyak di selatan jembatan Gondolayu sisi barat dan Gowongan. Secara keseluruhan ada tiga penggal, satu penggal lainnya ada di Terban,” tambahnya.

Penulis : O-Kz
Editor : Dodi Pranata
COMMENTS
Belum ada komentar dari pembaca

Opini

Popular News