SLEMAN (wartakonstruksi.com) – Proyek pengaman banjir Bandara Yogyakarta International Air Port (YIA) yang berada Sungai Serang dan Sungai Bogowonto mulai berjalan. Meski baru tahap persiapan, namun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak tetap mengejar progress di kedua proyek tersebut.
BBWS Serayu Opak tetap ingin ada progress yang dikerjakan pada tahun ini. Penegasan ini disampaikan Kepala Satker PJSA BBWS Serayu Opak, Gunawan Suntoro ST MDM M.Eng, kemarin. Proyek pengendali banjir di Sungai Bogowonto dilaksanakan oleh PT. Brantas Abipraya dan Sungai Serang oleh PT. pembangunan perumahan
Baca juga
Gunawan mengatakan, secara progress pada tahun ini memang hanya membayar uang muka saja. Namun demikian, ia ingin tetap ada progress pekerjaan sesuai dengan rencana sampai 31 Desember 2020 nanti.
“Kalau secara progress memang narik uang muka saja sudah dinyatakan 100 persen, tapi bukan begitu cara kerja di Kementerian PUPR. Walau pun sudah menarik uang muka tetap kita kejar untuk bisa melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana sampai dengan 31 Desember nanti,” tegas Gunawan.
Dia menjelaskan, saat ini sudah ada lokasi-lokasi yang teridentifikasi dan siap dilaksanakan pada tahun ini. Sisanya dilanjutkan pada tahun depan. “Kami minta di lapangan untuk para kontraktor tetap bisa melaksanan pekerjaan. Beberapa lokasi sudah diidentifikasi untuk bisa dilaksanakan tahun ini seanjutnya dilaksanakan tahun depan,” jelasnya.
Selain di Sungai Serang dan Bogowonto, proyek pengendali banjir juga akan dilaksanakan di muara sungai Bogowonto. Di lokasi ini akan dibangun jeti di sisi barat dan timur muara. Diharapkan pada akhir Oktober ini, proyek pembangunan jeti di Muara Bogowonto sudah berkontrak sehingga progress fisik bisa dilaksanakan.
“Jeti ini untuk mengamankan sungai dari sedimen sehingga nantinya ketika ada arus air laut baik arus lateral maupun searah tegak lurus dari pantai membantu mentangani atau mencegah sedimen, sehingga air dari hulu bisa bebas hambatan untuk meluncur ke laut,” paparnya.
Diakui, proyek pengaman banjir membutuhkan banyak koordinasi karena berada di area bandara yang butuh safety sangat tinggi. Terlebih pekerjaan akan menggunakan alat berat yang cukup tinggi. Di sisi lain, ada batasan ketinggian yang diizinkan untuk menjamin keamanan.
“Kita akan turuti itu, kita akan kerja 24 jam pagi kerja siapkan beton dan sore atau malamnya sudah bisa letakkan dengan alat berat tadi. Ini tanangan bagi kementerian PUPR untuk mengerjakan pengamanan bandara YIA dari banjir,” sambungnya.
Dalam pelaksanaannya, lanjut Gunawan, pihaknya bekerjasama dengan semua pihak, mulai dari pengelola bandara, airnav, Kementerian Perhubungan terutama Dirjen Perhubungan udara. Koordinasi dalam hal BP DAS yang sudah melaksanakan penanaman pohon dalam rangka penanganan tsunami. “Diharapkan 2022 pekerjaan sudah selesai,” pungkasnya.
Penulis | : O-Kz |
Editor | : Dodi Pranata |