SLEMAN (WK Magz) – Optimalisasi pelayanan yang dilakukan Perusahaan Umum Daerah Air Minum(PUDAM) Sleman berbuah manis. Belum lama ini, PUDAM Sleman ditetapkan sebagai salah satu pilot project hibah air minum berbasis kinerja oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Tidak sembarang PDAM bisa mendapatkan program ini karena ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Di antaranya kemampuan menekan kehilangan air, efisiensi energi dan efektivitas penagihan kepada pelanggan. Bagi PUDAM Sleman, program ini melengkapi program yang selama ini sudah berjalan yaitu program sambungan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Baca juga
“Jadi untuk tahun 2020 kita ada dua program, yang pertama program hibah berkaitan dengan hibah untuk MBR dan kedua hibah air minum dalam rangka peningkatan atau berbasis kinerja,” ucap Direktur PUDAM Sleman, Dwi Nurwata, S.E., M.M.
Menurut Dwi, PUDAM Sleman sudah sangat siap melaksanakan kedua program tersebut. selusuh persyaratan terutama untuk program hibah berbasis kinerja, sudah terpenuhi. PUDAM Sleman sudah punya Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), kemudian ada regulasi yang mengatur dan sudah ada corporate plan.
“Kami bersyukur menjadi salah satu pilot project program ini. Kemarin itu yang diundang ada 22 PDAM seluruh Indonesia, salah satunya dari kita. Untuk DIY ada dua, satu lagi PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta,” jelas Dwi.
Program hibah air minum berbasis kinerja bukan tanpa target. Dia mencontohkan pada aspek kehilangan air. Bila pada 2019 kehilangan air mencapai 25 persen, maka angka kehilangan itu ditarget masih bisa turun setidaknya sebesar satu persen. Guna mencapai target itu, PUDAM Sleman akan membuat district meter area (DMA) untuk lokasi-lokasi yang angka kehilangan airnya relative tinggi.
Kemudian, akan dilakukan penggantian water meter yang sudah tidak akurat lagi. Berikutnya melakukan pergantian perpipaan. Pipa lama yang sudah aus akan diganti dengan pipa yang baru. “Ada penyempitan karena beberapa sebab, termasuk karena perubahan utilitas di jalan,” paparnya.
Secara teknis, pelaksanaan hibah air minum berbasis kinerja seperti program hibah air untuk MBR. Nantinya hasil efisiensi yang didapatkan itulah yang kemudian di-reimburst ke pusat. “Misalnya, pada 2019 kehilangan air 25 persen, kemudian pada 2020 bisa turun satu persen. Nah kalau dibuat kubik kan sekitar 1.000 meter kubik, itu kemudian diganti Rp 3.000 per kubik,” jelasnya.
Sambungan MBR Masih jadi Prioritas
Meski ditunjuk sebagai pilot project program hibah air minum berbasis kinerja, namun PUDAM Sleman tidak mengesampingkan program sambungan untuk MBR yang sudah lebih dulu berjalan. Dwi Nurwata memastikan bahwa program sambungan untuk MBR masih menjadi salah satu prioritas di tahun 2020.
Pada tahun 2019, PUDAM Sleman merealisasikan 1.036 sambungan MBR sesuai dengan hasil baseline survey. Pada tahun 2020, jumlah sambungan MBR dipastikan tidak akan jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, namun angka pastinya masih menunggu hasil baseline survey dari Kementerian PU.
Penulis | : O-Kz |
Editor | : Dodi Pranata |